Wednesday, January 26, 2011

"Zarah" : Antara Pengertian Dalam Al-Qur'an dan Lembaran Dari Buku Sains

Ketika membaca Kitabullah kita seringkali berjumpa dengan kalimah "dzarrah". Persoalannya apakah ia bermakna 'zarah' yang disebut di dalam buku-buku Sains ketika membahaskan teori atom?


 Kata Al-Hafiz Ibnu Hajar al Asqalani (rhm) : "Dzarrah adalah suatu partikel terkecil dari benda yang ada, Ada yang mengatakan dzarrah ertinya debu yang tampak pada cahaya matahari, yang terlihat seperti hujung-hujung jarum. Ada pula yang mengatakan dzarrah ertinya semut kecil.

Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Abbas radiyallahu 'anhuma, bahawa ia berkata : "Jika engkau meletakkan tangan ke tanah kemudian engkau menghembuskannya, maka debu yang bertebaran itulah yang disebut dzarrah".

Ada pula yang mengatakan : "Empat dzarrah setara dengan satu khardal(biji sawi)"

Di akhir Kitab "at-Tauhid", Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadith dari Anas secara marfu' dengan lafaz : "Akan dimasukkan ke dalam Syurga orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan sebesar khardal(biji sawi). Kemudian juga orang yang di dalam  hatinya terdapat keimanan yang lebih kecil daripada itu."

Demikian penjelasan tentang makna dzarrah."
[Ruj : Fathul Baari - Bab 33 : Bertambah dan Berkurangnya Iman]

Firman Allah SWT : "Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah pun, nescaya  dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun nescaya dia akan melihat (balasan)nya pula" [Surah az-Zalzalah : 7-8]

Kata Syeikh Ibnu 'Utsaimin (rhm) : "Dan yang dimaksudkan dengan dzarrah adalah seekor semut kecil yang sudah dimaklumi. Jadi dzarrah itu bukanlah atom sebagaimana yang dikatakan orang-orang sekarang, kerana pada saat itu atom belum dikenal. Allah Azza wa Jalla tidak berfirman pada satu kaum kecuali dengan bahasa yang mereka fahami. Dan penyebutan dzarrah di sini [surah az-Zalzalah : 7-8] adalah sebagai ungkapan bagi sesuatu yang paling kecil. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla : "Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah nescaya Allah akan melipatgandanya."[ Surah an-Nisaa' : 40]

[ruj : Tafsir Juz 'Amma - Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin]

Al-Imam Ibnu Katsir(rhm) dalam Tafsir-nya mengatakan dzarrah itu maknanya semut yang kecil manakala Dr Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir memilih makna dzarrah sebagai semut yang kecil atau debu yang hanya boleh dilihat di bawah sinaran matahari sebagaimana disebutkan dalam Fathul Baari.


Justeru, apakah jika sesuatu amalan itu lebih kecil dari semut yang kecil maka ia tidak dihitung? Bahkan, ia akan dihitung dan diperlihatkan balasan untuknya kelak. Penyebutan semut yang kecil adalah untuk menunjukkan sesuatu yang sangat kecil  sebagaimana yang dimaklumi pada zaman penurunan wahyu.

Kerana itulah Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan selepas menjelaskan makna dzarrah dalam surah az-Zalzalah di atas sebagai : "Dan tentunya sudah satu hal yang dimaklumi bahawa suatu amalan walaupun lebih kecil dari semut pasti akan terlihat(kelak). Oleh kerana itulah Allah memakai ungkapan dzarrah sebagai pengungkapan sesuatu yang terkecil"

Kesimpulannya : Dzarrah yang disebut di dalam Al-Qur'an bukanlah zarah yang dikenal di dalam lembaran buku-buku Sains.

13 comments:

Mr Amir said...

pada pendapat saya, Allah Maha Mengetahui dan Maha bijaksana..dengan kemajuan sains dan teknologi sekarang, terbukti sudah dijumpai partikel2 halus dan kecil iaitu atom..Unit kecil ini juga dikenali sebagai dzarrah..Maha Suci Allah yang menciptakan

Unknown said...

Biji zarah (dzarrah, kalau boleh, tidak dipandang/dimaklumi sebagai wujud biologis. Pemakaian kata itu lebih bermakna kepada sesuatu yang ukurannya kecil (bahkan sangat kecil secara kasat mata). Kalau boleh menyimpulkan, tanaman itu tumbuh di daerah Arab dan sudah dikenal masyarakat pada masa itu, sehingga cocok digunakan sebagai perbandingan. Kemampuan manusia dan didukung peralatan yang "mampu diciptaka", membuat kita mampu "melihat" ukuran benda yang sangat-sangat kecil atau sangat-sangat besar........

ihakim said...

menurut ane dzarrah tdk pernah bicara tentang benda dan ukuran/bobotnya, mengingat seluruh rangkaian hidup manusia adl tentang waktu. kapan, ketika, saat, sekarang, dahulu, nanti, dll
mengingat kisah adam ketika dia alpa, adl sesingkat2nya waktu yg tlah d perbuatnya dan brbonus kematian.

So...jangan alpa yo!

MISSA (Miss Sweet Sour Apple) said...

Memang zarah yang diungkapkan Al quran dan yang diungkapkan sain tak sama, tapi makna nya merujuk kepada sesuatu yang kecil tu sama kan..?

Unknown said...

Zarah sebagaimana diterangkan Al Quran dari sisi sains saat ini adalah inti atom, sedangkan dimasa lalu zarah disetarakan dengan seekor semut kecil atau biji tumbuhan, karena memang kemampuan berfikir manusia saat itu hanya sebatas itu. Namun, kita diharuskan terus berfikir & berfikir mengenai segala ciptaan-Nya, sehingga ditemukanlah bhw zarah itu setara inti atom. Salah satu zarah (atom) yang disebutkan dalam Al Quran adalah besi (al Hadid).

Unknown said...

Zarah sebagaimana diterangkan Al Quran dari sisi sains saat ini adalah inti atom, sedangkan dimasa lalu zarah disetarakan dengan seekor semut kecil atau biji tumbuhan, karena memang kemampuan berfikir manusia saat itu hanya sebatas itu. Namun, kita diharuskan terus berfikir & berfikir mengenai segala ciptaan-Nya, sehingga ditemukanlah bhw zarah itu setara inti atom. Salah satu zarah (atom) yang disebutkan dalam Al Quran adalah besi (al Hadid).

Unknown said...

Zarah sebagaimana diterangkan Al Quran dari sisi sains saat ini adalah inti atom, sedangkan dimasa lalu zarah disetarakan dengan seekor semut kecil atau biji tumbuhan, karena memang kemampuan berfikir manusia saat itu hanya sebatas itu. Namun, kita diharuskan terus berfikir & berfikir mengenai segala ciptaan-Nya, sehingga ditemukanlah bhw zarah itu setara inti atom. Salah satu zarah (atom) yang disebutkan dalam Al Quran adalah besi (al Hadid).

Unknown said...

Sepakat dengan mas Satrio insyaAllah nanti berubah lagi sesuai dg benda terkecil yg diketahui manusia di zamannya

Fdelise said...

Saya febri delise jurusan kimia FMIPA UNIB angkatan 2015, Pendapat saya Dzarrah yang di maksud dalam al-qoran itu adalah ukuran terkecil sesuatu yang berwujud,karna ada yang lebih kecil dari atom yaitu quark, tapi itu semua adalah temuan manusia, yang tentunya ALLAH maha mengetahui ada hal yeng lebih kecil lagi yaitu Dzarrah, hal itu sesuai dengan kemajuan zaman yeng semakin kecilnya aplikasi atau penelitian manusia semperti sekarang tahun 2000'an sedang maraknya Nanotech.

Unknown said...

Setuju sama mas Febri delise.
Tidak ada yg dapat melampui pengetahuan dari yg Maha Mengetahui tanpa terkecuali.

Unknown said...

"sebagaimana yang dimaklumi pada zaman penurunan wahyu"

pertanyaannya :
apakah waktu An Naml diturunkan juga orang pada masa itu memahami maknanya?

"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan.....dst
(QS. An-Naml 27: Ayat 88)

tnp sains modern sepertinya tdk mungkin ^_^

Unknown said...

Zarrah saya Gunakan sbg nama belakang anak perempuan saya,tp saya lebih mengartikan zarrah (sifat bijak Allah)
Sebagaimana Firman.NYa
Firman Allah SWT : "Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah pun, nescaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun nescaya dia akan melihat (balasan)nya pula" [Surah az-Zalzalah : 7-8]

Unknown said...

di surat az-Zalzalah,

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. az-Zalzalah: 7 – 8)

Di ayat yang lain, Allah juga menyebutkan kata dzarrah dan menggandengkannya dengan kata mitsqal..

Diantaranya firman Allah di surat an-Nisa’,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ

“Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi meskipun seberat dzarrah.” (QS. an-Nisa: 40)

Ibnul Jauzi menyampaikan

واعلم أن ذكر الذرّة ضرب مثل بما يعقل، والمقصود أنه لا يظلم قليلاً ولا كثيراً

Pahamilah bahwa penyebutan dzarrah hanyalah ungkapan yang bisa ditangkap oleh logika manusia. Karena tujuan sebenarnya, bahwa Allah tidak berbuat dzalim, baik sedikit maupun banyak. (Zadul Masir, 1/406)

Karena itu, ungkapan dzarrah bukan untuk menjelaskan jenis benda. Namun untuk menggambarkan sesuatu yang sangat kecil yang dipahami manusia ketika ayat ini turun..🙏