Saturday, January 8, 2011

Mukhtashar al-'Uluw


Disebutkan Al-Hafizh az-Dzahabi di dalam kitabnya al-'Uluw : Diriwayatkan oleh Syaikh al-Islam Abu al-Hasan al-Hakari dan al-Hafizh Abu Muhammad al-Maqdisi melalui isnad mereka yang sampai kepada Abu Tsaur dan Abi Syu'aib, keduanya dari Al-Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'i seorang pembela hadith rahimahullah, ia berkata :

 "Pendapatku tentang sunnah di mana aku berpegang kepadanya, dan juga berpegang kepadanya orang-orang yang aku lihat semisal Sufyan, Malik dan selain keduanya, iaitu pengakuan terhadap persaksian bahawa tiada Ilah ( yang berhak diibadahi) selain Allah dan bahawa Muhammad itu Rasulullah, dan bahawa Allah itu di atas 'Arsy-Nya yang ada di langit-Nya. Dia mendekat kepada makhluk-Nya menurut apa yang Dia kehendaki dan turun ke langit dunia menurut apa yang Dia kehendaki."... Lalu disebutkan seluruh i'tiqad ('aqidah dan keyakinan lainnya)

[Ruj : Mukhtashar al-'Uluw, hlm. 176, Al-Maktab al-Islami, cetakan ke-2]

Di antara hadith-hadith yang menjelaskan ketinggian Allah SWT di atas makhluk-Nya ialah hadith yang diriwayatkan oleh Mu'awiyah bin al-Hakam as-Sulami r.a.

Kata Mu'awiyah bin al-Hakam as-Sulami r.a  :"Aku memiliki seorang budak wanita yang mengembalakan kambing-kambing milikku di sekitar kawasan Uhud dan Al-Jawwaaniyyah. Pada suatu hari aku melihat ada seekor serigala pergi dengan membawa salah seekor kambing gembalaannya. Sementara aku sendiri adalah seorang anak keturunan Adam yang sangat marah menyaksikan kejadian itu sebagaimana kebanyakkan orang lain yang juga akan marah ( sekiranya mengalami hal yang sama). Maka aku pun menempeleng budak wanita tersebut. Setelah itu aku datang kepada Rasulullah SAW(untuk memberitahukan kejadian tersebut). Ternyata Baginda menganggapku sudah melakukan sesuatu yang keterlaluan. Maka aku berkata : "Wahai Rasulullah, apakah aku memerdekakannya saja?" Rasulullah bersabda : "Bawalah dia menghadap ke hadapanku". Maka aku pun membawa budak wanita itu untuk menghadap Rasulullah. Lalu Baginda bertanya kepadanya :"Di manakah Allah?" Budak wanita itu berkata : "Di langit". Rasulullah kembali bertanya : "Siapakah aku?" Budak wanita itu menjawab : "Anda adalah Rasulullah". Rasulullah bersabda : "Merdekakanlah dia! Kerana sesungguhnya dia adalah orang yang beriman".

Setelah mengemukakan hadith ini, Al-Hafizh adz-Dzahabi berkomentar : "Hadith ini sahih dikeluarkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, an-Nasa'i serta tidak hanya satu orang dari kalangan imam yang memuatkannya di dalam karya-karya mereka. Semuanya memberlakukannya sebagaimana datangnya, tidak ada yang cuba-cuba melakukan ta'wil dan tahrif".

Kata adz-Dzahabi lagi : "Demikianlah kami melihat, bahawa setiap orang yang ditanya 'di mana Allah' secara spontan fitrahnya akan mengatakan : 'Di langit'.

Maka dalam khabar ini ada dua masalah :

Pertama : Disyari'atkan untuk bertanya kepada seorang Muslim : "Di mana Allah?"
Kedua : Jawaban yang ditanya : "Di langit".

Maka siapa yang memungkiri dua masalah ini, bererti ia memungkiri Mushtafa( Nabi SAW)" -  tamat perkataan adz-Dzahabi - [ruj: Mukhtashar al-'Uluw, hlm. 81]

Di dalam kitab Al-Asma' wa ash-Shifat, al-Imam al-Baihaqi berkata : "Penyebutan dalil-dalil yang menerangkan istiwa'nya Allah Tabaraka wa Ta'ala di atas 'Arsy-Nya, dan juga atsar-atsar yang berasal dari kalangan salaf yang memiliki pengertian seperti ini cukup banyak jumlahnya, dan jalan ini menunjukkan kepada mazhab Asy Syafi'i.

Antara atsar yang berasal dari kalangan salaf dalam masalah ini ialah apa yang diriwiyatkan dari Ibnu Mas'ud r.a, ia berkata :

"Arsy itu di atas air, dan Allah di atas 'Arsy, tidak tersembunyi suatu apapun atas-Nya dari perbuatan-perbuatanmu"

[Atsar ini diriwayatkan oleh Abdullah bin al-Imam Ahmad dalam As-Sunnah-nya, Abu Bakar bin Mundzir, Abu Ahmad Al Assal, Abul Qasim ath-Thabrani, Abu Syaikh, Abul Qasim Al-Lalaka'i, Abu Umar ath-Thalamanki, Abu Bakar Al Baihaqi dan Abu Umar bin Abdil Bar dalam karangan-karangan mereka. Kata adz-Dzahabi : "Dan isnadnya sahih", disepakati oleh Syeikh Al Albani dengan tambahan-tambahan rujukan dalam Mukhtashar al-'Uluw, hlm. 103-104]

Adapun atsar dari Tab'in antaranya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Shadqah dari Sulaiman at-Taimi.

Kata Shadqah : "Aku mendengar Sulaiman at-Taimi berkata : "Seandainya aku ditanya, di manakah Allah ? Aku pasti menjawab : "di langit".

Sulaiman termasuk Imam penduduk Basrah dalam ilmu pengetahuan dan pengamalan.
[ruj : Mukhtashar al-'Uluw, hlm. 133]

No comments: